Hari ini hari yang biasa, gue udah janjian bareng temen gue ditempat ngopi punya temennya temen gue, lah noh gimana?
Waktu janjian sekitar jam 6 sore (ba'da maghrib) dan sekarang udah jam 7 lebih sedikit. "gue pasti datang terakhir." pikir gue. Dan setelah sampe, yap ternyata bener. gue yang pertama kali dateng. Gue lupa, teman adalah cerminan diri sendiri. Kalau gue gak bisa tepat waktu, apa lagi temen gue. Karena yang pertama kali dateng ya gue panggil aja yang punya tempat. Gue gedor-gedor pintunya pake balok kayu—tenang, cuman imajinasi. Tapi kalau bisa gue lakuin beneran, mungkin sekarang gue udah di gusur warga.
Dia keluar salaman seperti biasa "belum pada datang?" tanya gue
"belom." jawab kaka yang terlihat segar (sepertinya baru olah raga dan dia sekarang sedang keadaan tidak pake baju tipikal orang gym yang memperlihatkan ototnya dan cewe-cewe akan teriak 'wow seksi' namun sayangnya gue cuma laki-laki parubaya normal)
"Kopi dong satu."
"Siap," jawabnya santai "Aren?"
"Yang dingin ya."
"Oke, tapi gue mandi dulu yah." kata Kaka (Masih memamerkan keringatnya, asli gue normal gak tertarik sama keringat cowok)
"Siap."
"Santaikan?" katanya sambil ngelap keringat kayak barista yang baru selesai ikut kejuaraan angkat beban. "Hidup udah berat masa ngopi harus rusuh."
Gue diem.
terus dia nambahin, "Gue tuh pengen buka tempat ngopi tanpa jam. Jadi kayak.. kalau ada yang pesen kopi jam 7, kopinya datengnya minggu depan. Biar orang belajar sabar, gitu."
Gue masih diem. Ngangguk. Efek nonton TED Talk kah?
"belom." jawab kaka yang terlihat segar (sepertinya baru olah raga dan dia sekarang sedang keadaan tidak pake baju tipikal orang gym yang memperlihatkan ototnya dan cewe-cewe akan teriak 'wow seksi' namun sayangnya gue cuma laki-laki parubaya normal)
"Kopi dong satu."
"Siap," jawabnya santai "Aren?"
"Yang dingin ya."
"Oke, tapi gue mandi dulu yah." kata Kaka (Masih memamerkan keringatnya, asli gue normal gak tertarik sama keringat cowok)
"Siap."
"Santaikan?" katanya sambil ngelap keringat kayak barista yang baru selesai ikut kejuaraan angkat beban. "Hidup udah berat masa ngopi harus rusuh."
Gue diem.
terus dia nambahin, "Gue tuh pengen buka tempat ngopi tanpa jam. Jadi kayak.. kalau ada yang pesen kopi jam 7, kopinya datengnya minggu depan. Biar orang belajar sabar, gitu."
Gue masih diem. Ngangguk. Efek nonton TED Talk kah?
Sambil nunggu dia beres mandi gue ambil rokok di saku gue (Ya gue perokok, mohon maaf untuk yang tidak merokok kalian hebat) dan buka beberapa chat sambil lihat kerjaan. tapi gue tiba-tiba gak sengaja denger percakapan 2 orang cewek yang lewat
"Santai aja kali gak usah buru-buru." kata cewek X (karna gue gak tau namanya jadi kita sebut aja X & Y)
"Ihh cepet! time is money." seru cewek Y
"Waktu adalah teman," kata cewek X "Dia mah nungguin kita, kita aja yang terlalu buru buru."
"Bacot!." bales cewek Y.
Merekapun pergi. Gue cuman diam dan tarik napas, buang asap rokok pelan-pelan ke langit malam.
"Time is money, kata dia.. padahal kalau waktu bisa di jual, gue udah bangkrut dari SMA."
Gue cek WA lagi. belom di bales. Temen gue masih belum datang dan Kaka masih mandi manis di rumahnya. Gue ngerasa diem di warung kopi sendirian, sambil ngerokok, dan dengerin obrolan random orang lewat.. mungkin ini versi gue dari jadi orang kaya.
Kaya waktu.
Kaya sendiri.
Dan kaya-kaya lainnya yang belum gue cicil.
Lo pernah gak sih dateng nongkrong tapi malah jadi momen mikir hidup? Cerita dong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar