Senin, 05 Mei 2025

WIB Gue UTC -1

    Gue udah lupa gimana rasanya datang tepat waktu. Bukan karena males atau gak bisa baca jam analog, cuman beda time zone aja jam gue dan jamnya orang-orang. Orang-orang WIB gue UTC-1. Tapi harus gue akui terkadang datang di jam telat bikin gue kesusahan sendiri. 

    Hari ini hari yang biasa, gue udah janjian bareng temen gue ditempat ngopi punya temennya temen gue, lah noh gimana? 

    Waktu janjian sekitar jam 6 sore (ba'da maghrib) dan sekarang udah jam 7 lebih sedikit. "gue pasti datang terakhir." pikir gue. Dan setelah sampe, yap ternyata bener. gue yang pertama kali dateng. Gue lupa, teman adalah cerminan diri sendiri. Kalau gue gak bisa tepat waktu, apa lagi temen gue. Karena yang pertama kali dateng ya gue panggil aja yang punya tempat. Gue gedor-gedor pintunya pake balok kayu—tenang, cuman imajinasi. Tapi kalau bisa gue lakuin beneran, mungkin sekarang gue udah di gusur warga. 

    Dia keluar salaman seperti biasa "belum pada datang?" tanya gue
    "belom." jawab kaka yang terlihat segar (sepertinya baru olah raga dan dia sekarang sedang keadaan tidak pake baju tipikal orang gym yang memperlihatkan ototnya dan cewe-cewe akan teriak 'wow seksi' namun sayangnya gue cuma laki-laki parubaya normal)
    "Kopi dong satu."
    "Siap," jawabnya santai "Aren?" 
    "Yang dingin ya."
    "Oke, tapi gue mandi dulu yah." kata Kaka (Masih memamerkan keringatnya, asli gue normal gak tertarik sama keringat cowok)
    "Siap."
    "Santaikan?" katanya sambil ngelap keringat kayak barista yang baru selesai ikut kejuaraan angkat beban. "Hidup udah berat masa ngopi harus rusuh."
    Gue diem.
    terus dia nambahin, "Gue tuh pengen buka tempat ngopi tanpa jam. Jadi kayak.. kalau ada yang pesen kopi jam 7, kopinya datengnya minggu depan. Biar orang belajar sabar, gitu."
    Gue masih diem. Ngangguk. Efek nonton TED Talk kah?

Kamis, 30 Maret 2023

DImulai?

                Sudah hampir seminggu ini gue gelisah. Dari mulai soal pekerjaan, permasalahan ekonomi keluarga, dan banyak hal. Tapi mungkin lebih ke perekonomian dimana semua orang pasti punya permasalahan yang sama. Pekerjaan yang tak pasti, pemasukan yang mulai menghilang dan problem soal Kesehatan. Rasanya ingin memarahi diri gue yang dulu, tapi tidak semarah itu. Gue tau apa yang gue lalui ini adalah pilihan hidup. Dan ini semua adalah jalan yang gue ambil.

                Mulai hari ini gue ingin mencoba Kembali konsisten menulis tentang keseharian. Entah sumbernya dari mana yang gue sudah lupa, yang katanya menulis dairy bisa meredakan kegelisahan. Meskipun tidak banyak gue hanya ingin mencoba saja.

                Hari ini gue mulai mempelajari Web Programan. Semoga saja berjalan dengan lancar. Sudah berapa kali gue merencanakan ini tapi selalu saja tidak bisa konsisten. Dasar HTML sudah gue pelajari hari ini dengan lancar, meskipun otodidak dan memakan banyak waktu. Ya mungkin ini yang gue harus korbankan karna belajar otodidak. Entah bisa disebut pengorbanan atau tidak tapi gue bingung apa yang bisa menjadi perumpamaan nya.

                Ya mungkin hari ini itu saja, gue juga bingung mau tulis apa. Sudah lama gue gak nulis dairy seperti ini. Karna gue pikir nulis nulis begini seperti bocah yang payah. Ya itu lah yang gue tanamkan di benak gue sampai sekarang. 

Minggu, 04 Desember 2022

Azami's Story

    Dahulu kala, hiduplah seekor monster kecil. Dia menghabisakan hidupnya di balik bayang-bayang dan mulai bertanya-tanya, dimanakah dia berasal dan kenapa? Siapa yang menciptakanku? dan kenapa? Dia mencoba mencari orang lain, tapi di kegelapan ini, dia sendirian. Tak ada seorangpun selain dirinya.
    Menyadari hal ini, sang monster mulai berkelana seorang diri untuk melarikan diri dari kegelapan. Tak butuh waktu lama sampai sang monster menyadari bahwa itu pertama kali dirinya merasa "kesepian".

    Sang monster yang kesepian, mulai pergi mengelilingi dunia. Langit yang terbentang tinggi tak berujung, lautan yang dalam nan jernih dan kehidupan baru terus terlahir. Meskipun sang monster kecil dapat memahami banyak hal selama perjalanannya, dia tidak pernah bisa memahami dirinya sendiri.

    "Aku yakin jawaban yang kucari ada di suatu tempat di dunia ini."

    Karena yakin, sang monster melanjutkan perjalanannya hari demi hari. Kemudian, sang monster berpapasan dengan makhluk misterius yang disebut 'manusia'. Manusia tahu banyak hal, bermacam-macam bahasa dan banyak kepribadian.

    "Ada kemungkinan kalau manusia tahu siapa dan apa aku ini."

    Dengan hati penuh harapan, sang monster mendekati manusia. Tapi, umat manusia tidak memberitahu apa-apa selain rasa sakit, takut dan keputusasaan.

..........

    Manusia ketakutan dan mengucilkan monster itu. Mereka melemparinya batu, ada juga yang mencoba membakarnya. Mereka terus menyerang monster itu, mencoba membunuh dengan segala cara. 

    "Kenapa aku harus menerima siksaan ini?"

Senin, 29 Mei 2017

Hari Kepergianmu (Oh my badi)

            “Pokoknya semuanya harus sudah siap!” Seru Nyokap gue ke bokap gue sambil naruh kain batik (samping) di bahunya.
            “Iya udah ma.” Jawab bokap gue sambil keluar dan ngasih tau sanak sodara bahwa kita akan berangkat.
            “Udah siap kan nak?” tanya nyokap gue yang gue jawab dengan anggukan. “Gak akan sakit kok, cuman kayak digigit semut.”
            Yap pasti kalian tau kata-kata itu. Kata-kata yang bohong yang bikin semua anak laki-laki manapun akan ngejerit parno ngedengernya.
            Gue pun mengangguk dan berjalan mengikuti nyokap ke dalam mobil yang akan mengantar gue ke altar titit dengan penuh perasaan berguncang.

            Hari itu adalah hari dimana gue akan disunat/sudat/POTONG TITIT biar rapih. Waktu itu gue kelas 5 SD. Ya gue tau, gue udah besar dan seharusnya sudah mulai bisa mencintai seseorang namun terlahang dengan tampilan titit gue ini. Mungkin kalian bertanya kenapa gue baru disunat kelas 5 SD? So karna gue pernah nonton film yang ada adegan seorang anak laki-laki di sunat lalu dia teriak teriak kayak orang kerasukan maung. Bahkan ada yang sampe lari lari sambil teriak “Emaakkkk aku belum mau mati!!!” hasilnya gue parno sendiri dan berniat gak akan mau di sunat sampai kapanpun. FOREVER!.

            Namun seiring berjalannya waktu gue sering di bully di sekolah gara-gara belom disunat. Temen gue banyak yang teriak teriak kayak yel yel “Galih belom disunattt…. Galih belom disunat..” sambil keliling sekolahan dan gara gara temen gue itu semua temen cewek gue memandang gue dengan pandangan jijik. Waktu itu gue berniat bakar temen gue yang teriak teriak itu, tapi gue urungkan niat gue itu karna gue gak mau masuk penjara di usia dini.
            “Liat si galih ih belom disunat.”
            “udah kelas lima belum disunat.”
            “jangan deket-deket sama galih, nanti kena najis.”
            “Temen-temen… galih belom sucii.”
            What the….
            Gue cuman bisa diem di pojokan sambil nagis dan teriak. “Kalian semua tegaa..”
            Namun dari perkataan semua temen gue. Gue paling ngeri sampe kepikiran terus sambil pegang titit gua seharian dengan perkataan adit temen gue sekomplek. Waktu itu dia bilang gini. “Kalau lo gak disunat sekarang lih,” kata Adit dengan mata berkilat-kilat “nanti udah gede lo bakal disunat pake golok atau lebih parah lagi pake gergaji mesin!.”
            “Bayangin lihh!! Bayangin!! Ihh serem.” Katanya dengan serius dan bergidik ketakutan.
            Dan malemnya gue bilang ke nyokap.
            “Mah sunat galih sekarang.”
            Yap itu terdengar aneh tapi nyata.

         

Senin, 22 Mei 2017

Back to Nulis The First about Anu

Udah lama gue gak lagi ngeblog dan akhir-akhir ini gue pengen balik lagi ngeblog. Mulanya kenapa gue balik lagi ngeblog karna gue sering liat timeline twitternya Alexander Tian. Dia adalah seorang blogger. Ia nulis tentang apa aja disana. Gue sering mampir ke blognya dia untuk baca baca artikelnya. Ada tentang love, cerita manusia and manymore. Terkahir gue baca artikel yang judulnya 'Rindu adalah...' itu isi artikelnya tentang tweet tweet nitizen yang mendefesinisikan atau mendefesikan (bodo amat dah) tentang rindu. Tulisan yang simple and gak ribet. Nah disitu gue mulai berfikir 'gue coba bikin yang kayak begini aje ya'.

Disitu gue mencoba lanjutin blog gue ini yang awalnya penuh debu dan usang tapi udah gue beresin kalem. Dan malam ini (lebih tepatnya subuh hari) gue coba cari topik untuk bahan blog gue. Gue buka twitter dan mulai mencari. Scrool scrool. Apa ya sesuatu yang menarik yang bisa bikin gue pengen nulis.

Selintas ada satu tweet dari akun bijak yang tweetnya 'Tulislah apa yang kamu pikirkan'. Gue menerka kata kata itu. berfikir. Naonnnn....
Akhirnya scrooollll lagi. Dan jari gue berhenti lagi di tweet seorang user yang tidak bertanggung jawab merusak otak jomblo. Tweet itu mengandung PornAksiJancuk. Mata gue ngelebar terus kepikiran tweet yang pertama 'Tulislah apa yang kamu pikirkan'. Mata gue ngelebar "Masa iya gue harus nulis tentang Bokep". 

WIB Gue UTC -1

    Gue udah lupa gimana rasanya datang tepat waktu. Bukan karena males atau gak bisa baca jam analog, cuman beda time zone aja jam gue dan ...